Selasa, 22 Mei 2012

“Mutu Aluminium Sulfat Cair Al2(SO4)3”


BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
Penjernian air merupakan hal yang penting dalam kehidupan seharihari, dikarenakan kebutuhan akan air bersih merupakan hal yang pokok dan mendasar dalam kelangsungan hidup. Di dalam air banyak zat pengoyor dan membutuhkan penjernihan air baik secara kimiawi atau alami. Banyak bahan yang dijadikan penjernih air mulai dari: batu, pasir, kerikil, arang kaporit, kapur, tawas, dan lain-lain.
Tawas merupakan koagulan yang banyak dipakai untuk pengolahan air minum, maupun air limbah. Untuk mengolah limbah secara kimia dapat ditambah bahan kimia (koagulan) yang dapat mengikat bahab pencemar kemudian memisahkannya.
Kekeruhan dalam air dapat dihilangkan melalui penambahan pembunuhan sejenis baha kimia yang disebut flokulan. Pada uimumnya seperti Tawas Al2(SO4)3, ferrosulfat, dan lain-lain.

B.                 Pokok-Pokok Masalah
Adapun pokok-pokok masalah yang dapat diambil pada pelaksanaan praktek Kerja Lapang ini adalah:
1.                  Pengujian mutu aluminium sulfat cair Al2(SO4)3 yang masuk pada Laboratorium General PT. SUCOFINDO, Surabaya. Berdasarkan SNI 06-4367-19999 tentang aluminium sulfat cair Al2(SO4)3.


C.                Batasan Masalah
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dibatasi “Pengujian Mutu aluminium Sulfat Cair” yang mengacu pada SNI 06-4367-1999.

D.                Tujuan Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan PKL ini adapun tujuannya :
1.                  Agar siswa/i dapat mengembangkan wawasan, pola pikir dan kreatifitas dalam penetapan teori pada pelaksanaan pengujian serta melihat pentingnya dilakukan pengujian mutu periodic.
2.                  Menumbuh kembangkan sikap etos kerja, kemandirian, profesionalisme dan kreatifitas dalam meningkatkan kedisplinan dan tanggung jawab.
3.                  Mengaplikasikan teori-teori  yang telah didapatkan selama mengikuti pendidikan di SMAK Makassar, serta melihat keterkaitan antara teoti dan praktek dalam yehnik pengujian hingga didapatkan hasil uji yang akurat serta terwujud :Analis aiap pakai”.
4.                  Memenuhi salah satu syarat dalam rangka penyelesaikan program pendidikan 4 tahun di SMAK Makassar.

E.                 Tujuan Penyusunan Laporan
Adapun tujuan penyusunan laporan Praktek Kerja Lpang ini adalah :
1.                  Agar siswa/I dapat mengembangkan kemampuan dalam mengumpulkan dan menyusun berbagai referensi ataupun dari hasil konsultasi langsung dengan pembimbing.
2.                  Agar siswa/I dapat mengembangkan kemampuan berfikir terutama dalam evaluasi data dan membahas hasil pengujian.
3.                  Agar siswa/I dapat melihat langsung situasi kerja/ dunia usaha kerja dan dapat beradaptasi selama PKL.
4.                  Memberi uraian, penjelasan, dan bertangguing jawab kerja selama PKL.
5.                  Sebagai informasi dan sumber kepustakaan bagi pembaca khususnya agar siswa/i SMAK Makassar.

F.                 Waktu, Tempat dan Metode Penelitian
Praktek Kerja Lapang ini berlangsung kurang lebih 3 bulan dari bulan Januari-Maret dengan 5 hari kerja setiap minggunya, mulai pukul 08.00-16.00, dan dilaksanakan di Laboratorium general, pada Laboratorium PT. SUCOFINDO, Surabaya. Dimana pada pengujian yang mengacu pada SNI 06-4367-1999 digunakan nenerapa metode antara l;ain :
1.                  Metode Volumetri, untuk penentuan : Asam bebas
2.                  Metode Gravimetri, untuk penentuan bagian tak larut, Al2O3dan berat jenis (Bj).
3.                  Metode Instrumen Atomic Absorbansi Spektrofotometri (AAS) untuk penentuan :logam As, Fe dan Pb.
4.                  Metode Elektrometrik, untuk penentuan : pH

G.                Sistematika laporan
Sebelum penulis menguraikan isi dari pada laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini, terlebih dahulu penulis memaparkan tiap-tiap rangkaian dari isi laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) yaitu:
PRABAB        :Berisi halaman awal dari laporan terdiri dari halaman judul, lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.
BAB I             :PENDAHULUAN
                        Merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang, batas masalah, tujuan pelaksanaan, tujuan penulisan, waktu, tempat dan metode penelitian yang diikut sertakan sistematika penulisannya.
BAB II            :TINJAUAN PERUSAHAAN
                        Berisi penjelasan mengenai sejarah singkat pendiri perusahaan, struktur organisasi laboratorium, dan juga keamanan dalam analitik.
BAB III          :URAIAN TEORI
                        Berisi uraian tentang Aluminium Sulfat, serta teori yang mendukung analisa yang dilakukan.
BAB IV          :PROSEDUR ANALISA
                        Berisi tujuan, prinsip, serta prosedur analisa.
BAB V            :HASIL DAN PEMBAHASAN
                        Berisi tentang hasil-hasil analisa dan pembahasan berdasarkan parameter  yang digunakan.
BAB VI          :PENUTUP
                        Berisi tentang kesimpulan dan saran yang merupakan penutup dan sebagai rangkaian akhir, penyusunan menyertakan daftar pustaka yang menjadi pedoman dalam penyusunan laporan.





BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A.                Sejarah Sungkat PT. (PERSERO) SUCOFINDO Surabaya
PT. Superintending Company of Indonesia (SUCOFINDO) didirikan pada tahun 1956 oleh pemerintah Indonesia bekerja sana dengan salah satu perusahaan superintending terbesar di dunia Societe general de Surveikllance SA (SGS). Saham terbesar saat inin dipegang oleh pemerintah Indonesia terbesar 95 % dan sisanya dipegang oleh SGS. PT. SUCOFINDO didiriakn dengan akte notaries Johan Arifin Lumban Sutan Arifin nomor 42 tanggal 22 oktober di Jakarta, sebagaimana telah diubah terakhir dengan akte pernyataan keputusan rapat PT. SUCOFINDO dari notaris Agus Hasyim Achmad SH, di Jakartatanggal 4 Mei 1998 nomot 3 tentang Perubahan Anggaran Dasar yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 17 Septembar 1998 C214089 HT.01.04 tahun 1998 serta diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia tanggal 18 Januari 1999 nomor 6, tambahkan nomor 19. Pt. SUCIFINDO beralamat di Graha SUCOFINDO jalan Raya Pasar Minggu Kavling 34 Jakarta 12780.
Pada awal berdirinya PT. SUCOFINDO berada dibawah koordinasi Kementrian Perekonomian dan menyediakan jasa pemerikasaan kualitas dan kuantitas komoditi yang antara lain untuk pengadaan  stock Nasional. Selain  itu berperan dalam membantu pelaksanaan ketentuan Pemerintah mengenai tata niaga, perdagangan dan industri. Seiring dengan perkembangan perekonomian dan industrialisasi di Indonesia, PT. SUCOFINDO terus melakukan  diversifikasi usaha bidang jasa pemeriksaan teknik, jasa pemeriksaan sarana laboratorium uji dan analisis, dan yang terakhir jasa sertifikasi system manajemen mutu lingkungan dan keselamatan kerja. PT. SUCOFINDO juga mengembangkan jasa konsultasi dibidang investasi dan manajemen properti.
Menghadapui tantangan di millennium ketiga PT. SUCOFINDO bertekad memposisikan diri melelui suatu visi baru menjadi suatu perusahaan kelas dunia di bidang inspeksi,supervise, pengkajian dan pengujian yang independent dengan bertekad memenuhi kepuasan pelanggan. Visi tersebut diwujudkan melalui penerapan misi sebagai berikut :
1.      Memberiakn pelayanan jasa terbaik untuk mencapai kepuasan pelanggan melalui profesionalisme, jaringan yang luas, system manajemen yang terpadu, teknologi tepat guna dan penggunaan standar yang diakui Internasional.
2.      Perusahaan sangat menghargai sumber daya manusia dan bertekad untuk mengembangkan mereka seperlunya.
3.      Perusahaan berupaya memenuhi kepentingan berbagai pihak terkait secara seimbang.
PT. SUCOFINDO siap melayan8i pelanggan melalui jaringan pelayanan di 45 cabang terbesar yang tersebar di seluruh kota-kota besar di seluruh Indonesia. Laboratorium service Surabaya mulai beroperasi pada tahun 1978 sebagai unit dari cabang utama Surabaya, dan berdasarkan surat keputusan direksi nomor 020/SKD-DRU/ORG tahun 2000, unit Laborayoti servise Surabaya telah dibentuk swebagai cabang. Secara organisatoris cabang Laboratorium Surabaya dibawah koordinasi SBU jasa laboratorium.
Selaras dengan kebutuhan internal dan eksternal jasa laboratoriumsecara terus-menerus dikembangkan kemampuan, kapasitas, dan pengibaran. Pada saat ini terdapat 26 laboratorium yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk menjamin mutu pengujian analisa yang lebih baik diterapkan system manajemen mutu yang mengacu kepada ISO GUIDE 25 yang telah disempurnakan menjadi ISO/IEC 17025-2005 dan telah memperoleh akreditasi dari badan akreditasi nasional dan Internasional terdaftar dalam keanggotaan assosiasi komoditi seperti POSPA dan IBWA. Laboratorium SUCOFINDO dilengkapi dengan peralatan uji analisa terkini seperti GC-, MS, HPLC, AAS, karbon Sulfur, Analizer, UV-VIS, Sp[ektrofotometer, IR Spectrometer dan ISO Kinetik Parti kulate Sampler.
Laboratorium servise Surabaya merupakan laboratorium yang bergerak dibidang jasa pengujian produk yang sedang dalam proses akreditasi oleh KAQN- BSN sesuai besar SNI 19-17925-2000 untuk lingkup pengujian komoditi coklat, kopi, gaplek,pupuk,  aluminium sulfat, gula, AMDK. Sejalan dengan perkembangan usaha maka cabang-cabang laboratorium Surabaya saat ini melakukan persiapan untuk memperluas ruang lingkup akreditasinya, antara lain untuk jenis komoditi mikrobiologi, bahan kimia, makanan, kimia lingkungan (limbah dan udara) dan batu bara.

B.                 Lokasi Laboratorium
Laboratorium Surabaya menempati gedung laboratorium di jalan Ahmad Yani No. 315 Surabaya dengan luas tanah 3947,7 m2 dengan luas bangunan 1881 m2, terdiri dari 3 lantai. Pada lantai pertama terdapat ruang costumer service, laboratorium Analisa Bahan Tambang (ABT), dan analisa Laboratorium Kimia Lingkungan (AKL). Pada lantai kedua terdapat Laboratorium General (mikrobiologi, bahan kimia, petroleum, makanan, minuman, konsumen produk), Lab. Hasil pertanian. Sedangkan pada lantai ketiga digunakan sebagai ruangan administrasi umum, keuangan, dan SDM.



C.                Fasilitas dan Peralatan
Kegiatan operasional servise Surabaya ditunjang denagn sekitar 150 peralatan untuk pengambilan, preparasi dan analisa contoh, termasuk 2 unit AAS, 1 unit gas kromotografi, 1 unit alat HPLC, 1 unit sulfur analyzer 1 unit Bomb calorimeter, 2 unit UV-VIS spektrofotometer, seperangkat peralatn preparasi batu bara, seperangkat alat uji mikrobiologi, alat-alat gelas dan lain-lain.
Tiap-tiap ruangan dilengkapi dengan sumber penerangan dan pengaturan suhu yang memadai selain itu terdapat dust kollektor, srubber, chimney, dan lemari asam yang menunjag kegiatn operasional laboratorium, terutama yang berhubungan dengan debu, gas, dan bahan kimia berbahaya. Dibagian belakng gedung terdapat instalasi pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan system pengendapn dan netralisasi.
Untuk menjamin agar dapat dioperasikan dalam kondisi yang optimal maka peralatan operasi laboratorium dibersihkan dan dirawat secara rutin
Baik secara internal maupun eksternal. Selain itu peraltan yang memerlukan atau yang wajib dikalibrasikan kepada lembaga yang telah terakreditasi untuk lingkup besaran yang terkait.
D.                Bentuk Pelayanan Jasa
Jasa laboratorium adalah merupakan salah satu Sub Jenis Jasa Umum yang menangani berbagai pengujian yang berkaitan dengan mutu dalam hubungannya dengan keselamatan, keandalan dan kinerja produk atau kualitas material.
Pengujian EMC baik untuk immunity (EMS) maupun emisi (EMI) untuk parameter:
*            Elektomagnetik Pulsed (EMP)
*            Electromagnetik Interference (EMI)
*            Electromagnetik Susceptibility (EMS)
Pengujian EMC mengacu pada berbagai Standar sesuai dengan kebutuhan pelanggan terutama berkaitan dengan Negara tujuan eksport dimana regulasi EMC dipersyaratkan, seperti: IEC, CISPR, EN, FCC, dentory, AS/NZS, MIL-STD, dan lain-lain.

E. Logo Persahaan
  1. Tiga Bola
      Melambangkan kegiatan dengan ruang lingkup Internasional, menyatukan tiga unsure wawasan yang meliputi darat, udara, dan laut.
  1. Warna Biru
      Melambangkan kelanggengan, aman, terpercaya, berkesan jernih dan luas, mencerminkan ketertiban dan keluasan jangkauan.
  1. Gradiasi Warna
      Menunjukkan manusia yang melambangkan sikap orientasi pada perkembangan dan kemajuan masyarakat, cermin dari pada peran dari pada peran PT. SUCIFINDO sebagai “Agen of  Development” dalam masyarakat.
  1. Logo Tipe
      Mikrogama memiliki kesan tegas, kuat, luas, stabil, kesan ini dapat menimbulkan citra sesuai dengan sesuatu yang bersungguh-sungguh dalam setiap komitmen dengan semua pihak.

F. Keamanan dalam Laboratorium
Terjadinya luka-luka dalam laboratorium biasanya disebabkan oleh satu dari yang berikut (meskipun kita menyadari tentunya,  ahwa ada ketumpanh-tindihan diantara golongan-golongan ini pada banyak kecelakaan) misalnya:
1.            Kebakaran
2.            Keracunan
3.            Pmecahan gelas
4.            Peledakan
Kebakaran bukan merupakan bahaya yang umum di dalam laboratorium tingkat permulaan oleh karena zat-zat yang mudah terbakar (misalnya pelarut organic) tidak digunakan secara meluas. Setiap kali seperti eter atau alkohol digunakan, haruslah dijaga agar tidak ada api didekatnya. Demikian pula pleh karena sifat pekerjaannya, maka yag baru melakukan analisa tidaklah mungkin mengalami suatu peledakan. Kita  harus sangat berhati-hati bila berurusan dengan zat atau alat yang ada kemungkinan terjadi peledakan. Asam perklorat terpikir sebagai suatu contoh dari zat yang digunakan secara luas yang dapat sangat berbehaya jika tidak digunakan secara tidak benar.
Kemungkinan suatu ledakan selalu harus diperhatikan setiap waktu sebuah bejana ada didekatnya, yang isinya bertekanan seperti silinder gas yang ditekan. Luka akibat pecahan gelas adalah biasa apabila pipa gelas ditekan secara salah masuk suatu logam yang terlalu kecil dalam sebuah sumbat karet dan apabila suatu tekanan yang luar biasa digunakan terhadap sebuah bejana gelas tipis seperti sebuah beaker. Apabila ada kemungkinan bahwa twkanan tangan yang diperlukan akan menyebabkan pecahan gelas, maka tangan harus dilindungi oleh sebuah kaos tangan atau handuk. Barangkali yang merupakan bahaya yang paling besar dalam laboratorium adalah ynag datang dari racun, jika kita memasukkan ke dalam golongan zat koroasif, zat-zat seperti asam dan basa kuat yang mudah menyerang jaringan manusia, pereaksi-pereaksi demikian harus diperlakukan denagn berhati-hati. Apabila suatu zat seperti asam sulfat tertumpah pada kulit atau percikan ke dalam mata, kehebatan luka bakar yang diakibatkan mungkin tergantung cepatan keadaan ditangani. Mungkin tidak ada waktu untuk mencari pertolongan ahli dan sebelumnya harus mengetahui perlakuan darurat yang harus diadakan. Dengan luka-luka baker akibat asam atau alkali, langkah pertama yang harus segera diambil dengan mengabaikan budi bahasa yang umum dan melupakan setiap kebingungan kemungkinan yang mungkin ada adalah mencuci luas daerah yang dipengaruhi dengan jumlah air dingin berlimpah ini harus diikuti oleh pencucian dengan sebuah larutan biasa.
Lemah seperti bikarbonat daam hal luka baker alkali. Kita harus dengan tepat mengetahui dimana tempat zat-zat tadi. Pencegahan tentu saja jauh lebih baik dari pada penyembuhan dan kehati-hatian yang enar akan mencegah kebanyakan luka bakar asam. Sekali-kali tidak boleh menghisap larutan korosif ke dalam pipet dengan mulut. Dalam banyak laboratorium diwajibkan bahwa mata selalu dilindungi denagn kacamata yang diharuskan atau kacamata pengaman khusus. Meskipun contoh untuk paling terkesan oleh asam-asamdan basa-basa yang kuat, tetapi harus diingat bahwa hampir semua bahan kimia yang kita jumpai dalam laboratorium adalah racun “kebiasaan memupuk sifat memandang rendah”, dan kita sering melupakan bahwa zat-zat biasa seperti hydrogen sulfide, bezene, karbon tertraklorida dan uap dari raksa dapat  mencelakakan orang. Kita tidak dapat membahas ntoksikologi dari semua racun ini sendiri-sendiri, tetapi kita harus saling mengingatkan, dan terutama kita sendiri untuk waspada terhadap bahaya-bahaya yang tersangkut dalam pekerjaan di laboratorum.


BAB III
URAIAN TEORI

A.                Aluminium Sulfat, Al2(SO4)3
Tawas atau Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3.16 H2O) yang diperoleh dari hasil reaksi Al(OH)3 dengan H2SO4. tawas merupakn senyawa dari Aluminium yang banyak digunakan untuk menjernihkan air pada pengolahan air minum.
Pada proses pemurnian/penjernihan air, tawas berfungsi sebagai koagulan yang dapat mengikat bahan pencemar yang dikandungnya, kemudian terpisah menjadi endapan.
Kekeruhan dalam air dapat dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimiayang disebut flokulan. Pada umumnya Al2(SO4)3 dapat digunakan sebagai flokulan.
Sifat fisika :
a.       Rumus kimia            : Al2(SO4)3
b.      Berat molekul           : 342.14
c.       Berat jenis                : 1.61 gr/ml
d.      Titik didih                : 260°C

Sifat kimia :
a.       Al2(SO4)3 bersifat asam
b.      Al2(SO4)3 dapat mengendap dalam suasana basa pada penambahan NH4OH
c.       Al2(SO4)3 + NH4OH                        (NH4)2SO4 + Al(OH)3
d.      Al2(SO4)3 dapat larut dalam air
Kegunaan :
Tawas dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan sebagai :
a.       Penjernihan air
b.      Industri kertas
c.       Industri kulit
d.      Tekstil
e.       Farmasi dan lain-lain.
Parameter uji :
·         Analisa Bagian Tak Larut (BTL)
Bagian tak larut dalam Al2(SO4)3, dilakukan untuk mengetahui bagian tak larut dalam air. Kotoran yang ada dalam Al2(SO4)3 ini seperti pasir, atau silica, bagian tak larut biasa juga disebut kadar kotoran. Kotoran yang ada pada contoh dapat menjadi penghambat dalam proses analisa oleh karena itu kotoran harus dihilangkan.

·         Analisa Al2O3
Al2O3 ditentukan dalam parameter uji ini karena diketahui bahwa Al2O3 ditetapkan untuk mengetahui kemurnian dari Al2(SO4)3 itu sendiri, dimana Al2(SO4)3 diasamkan dengan HNO3. Fungsi HNO3 untuk membebaskan dari pengotor atau pengganggu yang tak diinginkan, pada proses penyaringan diberi indicator Methil Red agar perubahn warnapada proses pengendapan dengan NH4OH yang diberi berlebihan terlihat jelas menunjukkan pengendapan terjadi sempurna.
·         Al2(SO4)3 + NH4OH                   (NH4)2SO4 + Al(OH)3
Al(OH)3                  Al2O3 + H2O   
Pada proses penyaringan dicuci dengan air panas yang sebelumnya diberi NH4Cl sebagai penyangga dan dicuci dengan NH4NO3 per liter hingga bebas clorida. Setelah itu dilakukan pemijaran selama 2 jam pada suhu 1100°C.Al(OH)3 akan berubah menjadi Al2O3 denagn melepas air (H2O).     
·         Analisa Asam bebas sebagai  H2SO4
Asam bebas dalam Al2(SO4)3 dapat ditentukan dengan metode Titrimetri, seperti yang diketahui Al2(SO4)3 merupakan hasil reaksi dari Al(OH)3 dengan H2SO4 hingga memungkinkan adanya asam bebas yang terdapt dalam Al2(SO4)3, dalam penentuan asam bebas digunakan KF untuk menguraikan Al2(SO4)3 menjadi 2 senyawa netral yaitu :
Al2(SO4)3 + KF + H2SO4                     AlF3 + K2SO4 + H2SO4
·         Analisa Bobot jenis
Pada prinsipnya penetapan ini dilakukan untuk membandingkan bobot contoh dengan air pada volume dan suhu yang sama.
·         Analisa pH
pH dapat dianalisa dengan metode elektrometrik ynag berdasarkan aktifasi ion hydrogen atau semakin banyak ion H+ dalam contoh yang akan semakin kecil pHnya. Didapatkan dari penurunan rumus :
log [H+]
Elektometrik adalah pengukuran berdasarkan aktifitas e- dalam contoh.
·         Analisa Logam-logam : As, Fe, dan Pb
As: Merupakan logam berat, dan beracun dalam sistem periodikunsur merupakan elemen ke 3 dalam golongan 5 A, merupakan no.atom 33 dan berat atom 74, 92. Secara alamia Arsen berikatan dengan Sulfat, sebagai pirit. Arsen digunakan dalam campuran logam Allow dengan Pb.
Pb : Merupakan logam berat dan beracun dalam sistem periodik unsur merupakan elemen ke 5 dalam golongan IV A, mempunyai no.atom 82 dan berta atom 207, Valensi 2 dan 4.
Fe : Besi adalah suatu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir tiap tempat dibumi, merupakan logam putih perak, kokoh, dan liat, dalam sistem periodik unsur elemen 1 dalam gol.8 mempunyai no.atom 26 dan berat atom 55.85. Valensi 2 dan 3. Dalam udara Fe3+ teroksidasi menjadi Fe2+ dan dapat terhidrolisis menjadi senyawaan merah (Fe(OH)3).xH2O.
Seperti yang kita ketahui spektrofotometri serapan atom adalah metode analisa penentuan unsur logam dan metaloid yang berdasarkan penyerapan. Logam diatas dianalisa dengan metode instrumen AAS dimana contoh yang dianalisa mengalami proses atomisasi. Didalam Al2(SO4)3 terdapat impuritas logam namun dalam jumlah yang kecil, seperti :
Fe maks 0.03 %
Pb maks 50 mg/kg
As maks 50 mg/kg.



B.                 Metode Gravimetri
Metode gravimetric adalah cara analisis untuk menetuan jumlah zat didasarkan pada penimbangan dalam hasil ini penimbangan hasil reaksi setelah bahan direkasikan.
Pada analisa “Mutu Alumium Sulfat Cair” parameter yang menggunakan metode gravimetric adalah pada pengujian :
1.      Bagian tak larut
2.      aluminium Oksida
3.      berat jenis
Pada metode gravimetri hal-hal yang perlu diperhatikan :
a.       Penimbangan
Menimbang benda ataupun zat merupakan satu langkah paling penting dalam analisa, kesalahan dalam penimbangan mengakibatkan kesalahan pada proses analisa.
b.      Pengendapan
Sejumlah bahan ditimbang lalu ditambahkan pereaksi tertentu hingga didapatkan suatu hasil reaksi serupa senyawaan baru (endapan), yang selanjutnya endapan tersebut diukur bobotnya dengan cara ditimbang. Menurut Von Weimen suatu larutan terbentuk bila larutan mengalami lewat jenuh terhadap endapan tersebut maksudnya larutan yang mengandung zat yang melebihi konsentrasi larutan jenuh.
c.       Pemijaran
Pemijaran merupakan pengerjaan akhir dari pada endapan, bila endapan sukar dipijarkan hendaknya bobot contoh yang ditimbang jangan terlalu besar, olehnya itu pemijaran harus dilakukan sebaik mungkin dengan memperhatikan suhu dan waktu.
C.                Metode Titrimetri
Adalah cara analisa jumlah berdasarkan pengukuran volume larutan pereaksi yang diketahui konsentrasinya kemudian direaksikan dengan larutan contoh dan ditetapkan kadarnya.
Pada analisa ”Mutu Aluminium Sulfat Cair” parameter yang menggunakan gravimetri adalah para pengujian :
Asam Bebas sebagai H2SO4
Pada analisa ini metode titrasi yang dilakukan adalah titrasi Asam-Basa yaitu : Alkalimetri
Alkalimetri adalah cara metode analisa volumetri untuk menetapkan kadar contoh yang bersifat asam dengan larutan standar basa.
               H2SO4 + 2NaOH              Na2SO4 + H2O





D.                Metode dengan menggunakan Instrumen Atomic Absorbtion Spektrofotometri (AAS)
Pada prinsipnya Instrumen AAS ini berdasarkan penyerapan atom-atom, dimana contoh yang mengalami proses atomisasi setelah dikenal radiasi sinar, kemudian atom menyerap sejumlah energi hingga tereksitasi, atom tersebut kemudian akan kembali ketingkat energi dasar karena takstabil sambil mengemisikan sejumlah sinar, banyaknya energi yang terserap setara dengan konsentrasinya.
Ada 2 faktor keberhasilan dalam analisa ini :
·         Eksitasi
·         Garis Resonansi
Pada dasarnya teori absorbsi dalam instrumen AAS ini didasarkan dari penyerapan hukum Lambert-Beer yaitu ”bila cahaya monokromatis terdiri dari satu panjang gelombang saja yang dialirkan melalui suatu media (gas, cairan, padatan, atau gas yang tembus cahaya), maka sebagian cahaya akan dipantulkan, diserap, dan dipancarkan oleh media.
Ia
 
                              Ir           media
Cahaya Io      It                                                       


Ia : cahaya yang diserap
Io : cahaya yang masuk yang intensitasnya 0
Ir : cahaya yang dipantulkan
It : cahaya yang dipancarkan
















BAB IV
PROSEDUR ANALISA

A.           Analisa Bagian tak larut (BTL)
Tujuan Penetapan          : untuk mengetahui bagian tal larut dalam air
Prinsip Dasar                 : Pemisahan bagian tal larut dalam air dapat ditentukan dengan melarutkan contoh dengan air kemudian disaring, setelah itu residu dipanaskan selama 1 jam pada suhu 105ºC.
Alat dan bahan              :
·         Labu ukur 500 ml
·         Corong
·         Pengaduk
·         Piala gelas 250 ml
·         Oven
·         Eksikator
·         Neraca
·         Gegep
·         Petridisk

·         Kertas saring 41
·         Aquadest
Cara kerja                      :
·         Ditimbang ± 20 gr contoh Al2(SO4)3 (cair) ke dalam piala gelas
·         Dilarutkan, kemudian disaring pada kertas saring yang diketahui bobot kosongnya
·         Dicuci dengan air panas hingga bebas sulfat
·         Labu ukur ditepatkan dan dihomogenkan
·         Hasil residu/saringan dimasukkan ke dalam petridisk
·         Dipanaskan dalam oven selama ± 1 jam pada suhu 105ºC.
B.            Aluminium Oksidasi (Al2O3)
Tujuan penetapan          : Untuk mengetahui kemurnian Al2(SO4)3
Alat dan bahan              :
·         Gelas piala 250 ml
·         Labu ukur 500 ml
·         Erlenmeyer 300 ml
·         Corong
·         Cawan porselin
·         Kertas Saring ”41”
·         Hot plate
·         Pengaduk
·         Tanur
·         Eksikator
·         Gegep
·         Pipet skala 10 ml
·         Pipet volum 25 ml
·         Neraca
·         Hasil saringan bagian tak larut
·         Ammonium Cloride (NH4Cl)
·         Larutan HNO3(pekat)
·         Indikator MM
·         Larutan  NH4OH
·         Larutan NH4NO3
·         Air panas
·         Aquadest
Prisip dasar                       : aluminium dalam contoh diendapkan dengan NH4OH suasana basa menjadi Al(OH)3 dan dipijarkan menjadi Al2O3.
Cara kerja                         :
·         Dipipet hasil saringan penetapan bagian tak larut, sebanyak 25 ml dalam gelas piala 250 ml.
·         Siasamkan dengan HNO3 pekat 2-3 tetes, dihangatkan
·         Ditambanhkan NH4Cl dan indikator MM, dipanaskan hingga hampir mendidih.
·         Ditambahkan tetes demi tetes NH4OH hingga contoh mengendap sempurna.
·         Diaduk terus menerus hingga larutan berwarna kuning sindur, didinginkan.
·         Disaring dengan kertas saring 41, endapan dicuci dengan air panas yang mengandung 20 gr NH4NO3/liter, dan beberapa tetes NH4OH, hingga bebas klorida.
·         Kertas saring dimasukkan dalam cawan porselin dan dipijarkan 1100ºC dalam tanur selama 2 jam.
C.           Analisa pH (2% b/v dalam Air)
Tujuan penetapan          : Untuk mengetahui pH dalam contoh Al2(SO4)3 (cair)
Prinsip dasar                  : pH dalam larutan contoh dapat ditentukan dengan mengukur konsentrasi ion hidrogen dalam larutan contoh.

Alat dan Bahan             :
·         Gelas piala 250 ml
·         Neraca
·         pH meter
·         Al2(SO4)3(cair)
·         Aquadest
Cara kerja                      :
·         Ditimbang ± 2 gr contoh Al2(SO4)3 (cair) dalam gelas piala 250 ml.
·         Dilarutkan ± 100 ml aquadest
·         Kalibrasi pH meter dengan buffer pH.
·         Dicelupkan elektroda yang bersih dengan ir suling di dalam contoh yang dianalisa (suhu contoh disesuaikan 27ºC).
·         Dibaca dan dicatat nilai pH pada skala pH meter.
D.           Analisa Berat Jenis (20ºC)
Tujuan penetapan          : Untuk mengetahui berat jenis contoh Al2(SO4)3(cair).
Prinsip dasar                  : Membandingkan bobot contoh dengan air pada volume dan suhu yang sama.
Alat dan bahan              :
·         Piknometer
·         Oven
·         Neraca
·         Aseton
·         Air
·         Al2(SO4)3 (cair)
·         Termometer
Cara kerja                      :
·         Dibersihkan piknometer yang dibilas dengan aseton (dikeringkan dan ditimbang kosong).
·         Piknometer diisi larutan contoh dan tutup piknometer dipasang.
·         Ditimbang bobotnya
(Lakukan pengerjaan diatas namun piknometer diisi air sebagai pembanding).

E.            Analisa asam Bebas Sebagai H2SO4
Tujuan penetapan          : Untuk mengetahui kadar asam bebas sebagai H2SO4.
Dasar prinsip                  : Garam Aluminium akan terdekomposisi dengan kelebihan KF 50 % membentuk 2 senyawa yang netral, hingga asam bebas dapat ditentukan.
Alat dan bahan              :
·         Erlenmeyer asah 250 ml
·         Buret 50 ml
·         Pipet volum 10 ml, 100 ml
·         Indikator PP
·         Larutan KF 50%
·         Larutan NaOH 0,5 N
·         Larutan H2SO4 0,5 N

Cara kerja                      :
·         Dipipet 100 ml larutan contoh hasil saringan penetapan bagian tak larut.
·         Diasamkan dengan H2SO4 0,5 N sebanyak 10 ml dengan pipet skala dididihkan 1-2 menit diatas hot plate, didinginkan.
·         Ditambahkan larutan KF 50% sebanyak 18-20 ml.
·         Ditetesi indikator PP, dititar dengan NaOH 0,5 N hingga warna merah muda(a ml)
·         Dibuat blanko (b ml)

F.            Analisa logam-logam Fe,Pb,As
Tujuan penetapan          : Untuk mengetahui konsentrasi logam Fe, Fb, As dalam Al2(SO4)3.
Prinsip dasar                  : Logam-logam Fe, Pb, dan As yang ada dalam Al2(SO4)3 dapat diketahui dengan mudah dengan instrumentasi AAS (Atomatic Absorbsiton Spektrofotometer).
Cara kerja                      :
·         Dipipet hasil saringan penetapan bagian tak larut sebanyak 50 ml dalam botol plastik.
·         Dianalisa pada alat instrumen Atomatic Absorbsiton Spektrofotometer (AAS).
·         Lakukan pengerjaan yang sama pada blanko.


























BAB V
HASIL ANALISA

A.    Bagian tak larut
·         Data penimbangan contoh Al2(SO4)3 (C)       :
Duplo :
A = 20,1850 gram
B = 20,2122 gram
·         Data penimbangan kertas saring kosong (A) :
A = 86,5143 gram
B = 81,6196 gram
·         Data penimbangan kertas saring + kotoran (B) :
A= 86,5299 gram
B = 81,6343
Kadar bagian tak larut            :
(a)%     = (Berat kertas saring + kotoran) – (Berat kertas saring kosong)x100%
                                                (Berat contoh)
            = 86,5299 gram – 86,5143 gram  x 100%
                                    20,1850 gram
            = 0,077 %      

(b) %   = (Berat kertas saring + kotoran)-(Berat kertas saring kosong)x100%
                                                (Berat contoh)

            = 81,6343 gram – 81,6196 gram   x 100%
                                    20,2122 gram

= 0,072 %
B.     Aluminium Oksida (Al2O3)
·         Data penimbangan berat cawan kosong         :
A = 20,9319 gram
B = 17,7329 gram
·         Data penimbangan berat cawan setelah pemijaran     :
A = 21,0109 gram
B = 17,7329 gram
Perhitungan           :
  1. Kadar Al2O3
= (Bobot cawan setelah pemijaran) – (Bobot cawan kosong) x Fp x 100%
                                    (Bobot contoh)

= 21,0109 gram – 20,9319 gram x 100%
                        20,1850 gram

= 7,8 %


  1. Kadar Al2O3
= (Bobot cawan setelah pemijaran) - (Bobot cawan kosong) x 100%
                                    (Bobot contoh)


= (17,7329 – 17,6505)gram x 20 x 100%
                        20,2122 gram

= 8,15 %
C.    pH (2% b/v dalam Air)
Data penimbangan berat contoh Al2O3
Duplo       
A = 2,2563 gram
B = 2,2753 gram
pH larutan contoh :
A = 3,28
B = 3,29
D.    Berat Jenis (BJ) 20°C
o   Berat piknometer kosong (Wp)     = 26,4992 gram
o   Berat piknometer + contoh (W1)   = A. 101,4354 gram
   B. 99,7939 gram
o   Berat piknometer + air (W2)          = 76,1549 gram
(a) Berat jenis        = W1 – Wp
                                  W2 – Wp

                              =101,4354 gram – 26,4992 gram
                                76,549 gram – 26,4992 gram

                              =74,9362
                                 49,6557

=1,5092
(b)               = W1 –Wp
    W2 – Wp

= 99,7939 – 26,4992
    76,1549 – 26,4992

= 73,2947       
   49,6557

= 1,4760



E.     Logam-logam Fe, Pb, As
o   Logam Fe (Duplo)
(Absorban contoh – absorban blanko) x 500/1000 x 100%
                  Berat contoh x 1000

                        a.= (0,553-0,010 mg/l)x500/1000 x 100%
                                    20,2122 x 1000

                          = 0,0013 %

                        b.= (0,554-0,010 mg/l) x 500/1000  x 100%
                                    20,2122 x 1000

                           =  0,0013%

o   Logam Pb (Duplo)
(Absorbansi contoh – absorbansi blanko) x 500/1000 x 100%
                  Berat contoh x 1000

a.       = (-0,03-(-0,02))mg/l x 500/1000 x 100 ppm
20,1850 x 100

                        =<1,0 ppm



                     b. = (-0,04-(-0,02))mg/l  x 500/1000 x 1000 ppm
                                                20,2122 x 100

                        = < 1,0 ppm

o   Logam As (duplo)
(Absorbansi contoh – absorbansi blanko) x 500/1000 x 1000 ppm
                              Berat contoh x 1000

a. = (-0,04-(-0,02))mg/l x 500/1000 x 1000 ppm
                  20,1850 x 100

   = <0,001 ppm

b.= (-0,05-(-0,02))mg/l x 500/1000 x 1000 ppm
                  20,2122 x 100

  = < 0,001 ppm


F.     Asam bebas sebagai H2SO4
(ml contoh- ml blanko) x Fp x N x Bst x 100%
                  Berat contoh

o   Volume contoh     = a. 7,8 ml
   b. 7,9 ml
o   Volume blanko      = 8,2 ml
o   N NaOH               = 0,5 N
o   Bst                         = 0.049
o   Berat contoh         = a. 20,1850 gram
   b. 20,2122 gram
o   Fp                          = 5
Duplo
a.       (7,8-8,2)ml x 5 x 0,5 N x 0,049 x 100% =<0,1%
20,1850 gram

            b.   (7,9-8,2)ml x 5 x 0,5 x 0,049 x 100% = <0,1%
                                    20,2122 gram


















BAB VI
                                             PENUTUP          

A.    Kesimpulan
Berdasarkan dari data hasil pengujian “Mutu Aluminium Sulfat Cair Al2(SO4)3” berdasarkan SNI 06-4267-1999, didapatkan bahwa contoh Aluminium Sulfat Cair Al2(SO4)3 memenuhi Standart Nasional Indonesia, dengan hasil:
1.      Bagian tak larut                    :           0.0745% - maks. 0,25%
2.      Aluminium oksida (Al2O3)   :           7.97% - min. 8
3.      Bj                                         :           1.4926 – min. 1,3
4.      Logam                      Fe        :           0.0013% - maks. 0,03%
Pb        :           < 1.0 ppm – maks. 50 mg/kg
As        :           <0.001 ppm – maks. 50 mg/kg
5.   Asam bebas sebagai H2SO4: <0.1% - maks 0,10%
6.   pH                                        :           3,28 – min. 3
Bahwa mutu dari Al2(SO4)3 yang diuji pada Lab. SUCOFINDO memenuhi standar nasional.



B.     Saran
Sehubungan dengan perkembangnya dunia kerja ada beberapa saran dari penulis sampaikan, baik pada sekolah maupun pada PT. (Persero) SUCOFINDO cabang Surabaya. Penulis menyarankan, sebelum melakukan  pengujian hendaknya analis dapat memahami metode uji, penyiapan alat/contoh, karena dapat menyebabkan kesalahan pada proses analisa.















LAMPIRAN

A.                Pembuatan Reagen
o   Larutan Kaliumfluorida 50 %
Ditimbang dengan teliti ± 250 gram Kaliumfluorid dalam gelas piala 300 ml air suling bebas CO2, tambahkan indicator fenolptalin dengan KOH atau H2SO4 sampai berwarna merah muda, saring encerkan dengan air suling bebas CO2 hingga 500 ml, simpan dalam botol plastik.
o   Larutan NaOH 0,5 N
Dipipet dari larutan NaOH 5 N sebanyak 50 ml dalam labu ukur 500 ml, kemudian tepatkan dengan aquadest bebas CO2, homogenkan standarisasi dengan kalium hydrogen phatlat (C8H5KO4).
o   Standarisasi NaOH dengan C8H5KO4
Ditimbang ± 2 gram C8H5KO4 ke dalam Erlenmeyer, dilarutkan dengan 100 ml aquadest bebas CO2, ditetesi indicator phenolftalin dan dititar dengan larutan NaOH 0,5 N, yang akan ditentukan kenormalannya. Titik akhir ditentukan dengan perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah muda.



o   Larutan H2SO4 0,5 N
Dipipet dengan hati-hati ±6,79 ml dari Asam Sulfat (P) 98%, kemudian dilarutkan dengan 500 ml aquadest bebas CO2, dihomogenkan selama 30 menit, kemudian masukkan dalam botol plastic.
o   Larutan indicator Phenolftalen (PP)
Ditimbang dengan teliti ± 0,1 gram phenolftalen dalam 100 ml alcohol 96%, homogenkan setelah itu masukkan dalam botol plastic.
o   Larutan Indikator Methil Red (MM)
Ditimbang dengan teliti ± 0,1 gram Methil Red (MM) dalam 100 ml alcohol 96%, homogenkan setelah itu dimasukkan dalam botol plastic.











DAFTAR PUSTAKA

Arnodl E. Greengerg, dkk.Standart Methods for The Examination of Water an Wasty Water, Japan.
Drs. Amin Priyanta, 2002, Intisari Kimia, Jakarta : Teknomedia.
JICA ( Japan Internasional Cooperation Agency), Bimbingan Teknik Penggunaan AAS.
Kasman Kasdira, 2005, Penuntun Kimia Instrumen III.
S.M. Khopkar, 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik.
Standar Nasional Indonesia, “Aluminium Sulfat Cair”. SNI 06-4367-1999.
www.yahoo.com//Penerjemah Air Minum”.
Yusuf, 2003, Catatan Kimia Analisis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar