FLASH POINT
Electronic Flashpoint Tester di
gunakan mengukur titik nyala dari berbagai macam bahan bakar, pelumas dan bahan
kimia.
Pelumas bekas pakai (used oil) juga
memerlukan pengujian titik nyala untuk memastikan tingkat kontaminasi bahan
bakar minyak dan gas - gas yang mudah terbakar. Seperti pada pelumas trafo yang
sangat rentan terhadap polutan gas berpotensi ledakan dari hasil oksidasi
pelumas dan kertas pembungkus lilitan.
Membeli bahan bakar adalah membayar
nilai energi yang terkandung di dalamnya, bukan berdasarkan satuan volume dan
beratnya. Selain nilai kalori bahan bakar, titik nyala pada temperatur tertentu
memastikan mesin Anda bekerja sesuai design mesin tersebut.
Para produsen, distributor, dan
pengguna bahan bakar menggunakan Flashpoint Tester standar ASTM ini dalam
memastikan kualitas bahan bakar sesuai spesifikasi dan mencegah potensi out of
spec secara sengaja atau tidak di sengaja.
Flashpoint Tester sangat membantu
pada pekerja industri perminyakan, gas dan kimia dalam pengaturan peralatan
proses produksi.
Produk FG-K16909-KW, Flashpoint
Tester ditawarkan dalam paket stand-alone kit dalam kemasan tas metal yang
ekslusif. Produk Flashpoint Tester juga digunakan para produsen dan pengguna
biofuel dalam mengukur titik nyala dari biodiesel dan bioethanol.
Fitur Flashpoint Tester elektronik:
» Sangat mudah dalam penggunaan dan
perawatan.
» Kualitas produk standar International.
» Akurasi tinggi, hemat biaya investasi awal dan operasional.
» Spare part dan reagent tersedia di setiap negara.
» Kualitas produk standar International.
» Akurasi tinggi, hemat biaya investasi awal dan operasional.
» Spare part dan reagent tersedia di setiap negara.
Jumlah sampel:
|
2
ml untuk flash point s/d 100°C.
4 ml untuk flash point 100° s/d 300°C |
Aplikasi:
|
Bahan
bakar, pelumas dan kimia
|
Korelasi standar:
|
ASTM
D3278; ASTM D3828 - IP303
ASTM E502; ISO 3679; ISO 3680 BS 6664 Parts 3 and 4; BS EN 456 BS 3900 Part A13 UN Class 3 Non- viscous Flammable Liquids |
Power:
|
200
Watt maksimum
110/120V or 220/240V, 50/60Hz (switchable) 12V dc dengan optional adaptor |
Batas ukur:
|
0
- 3.5% w/w (IP 316)
0 - 1.75% (soot index) |
Waktu uji:
|
1
~ 99 menit
1 menit di bawah 100°C 2 menit di atas 100°C |
Dimensi:
|
256
x 280 x 256 mm
|
Berat:
|
4
kg
|
Titik Nyala (Flash Point)Adalah
temperature dimana timbul sejumlah uap yang apabila bercampur dengan udara
membentuk suatu campuran yang mudah menyala. Titik nyala dapat diukur dengan
jalan melewatkan nyala api pada pelumas yang dipanaskan secara teratur. Titik
nyala merupakan sifat pelumas yang digunakan untuk prosedur penyimpanan agar
aman dari bahaya kebakaran. Semakin tinggi titik nyala suatu pelumas berarti
semakin aman dalam penggunaan dan penyimpanan. Metode standar untuk pengukuran
titik nyala adalah ASTM D-92.
1.
bahan bakar cair yang mudah menyala (yang punya titik
nyala dibawah 37.8 derajat Celcius dan tekanan uap tidak lebih dari 2.84 kg/cm2),
terbagi:
a.
kelas IA, punya titik nyala dibawah 22.8 derajat
Celcius dan titik didih dibawah 37.8 derajat Celcius
b.
kelas IB, punya
titik nyala dibawah 22.8 derajat Celcius dan titik didih sama atau diatas 37.8
derajat Celcius
c.
kelas IC,punya
titik nyala sama atau diatas 22.8 derajat Celcius dan titik didih
dibawah 60 derajat Celcius
2.
bahan bakar cair mudah terbakar (yang punya titik nyala
sama atau diatas 37.8 derajat Celcius, terbagi:
a.
kelas IIA, punya titik nyala sama atau diatas 37.8
derajat Celcius dan titik didih dibawah 60 derajat Celcius
b.
kelas IIB, punya
titik nyala sama atau diatas 37.8 derajat Celcius dan titik didih
dibawah 93 derajat Celcius
c.
kelas IIC, punya
titik nyala sama atau diatas 93 derajat Celcius.
Temperatur terendah di mana campuran senyawa dengan udara
pada tekanan normal dapat menyala setelah ada suatu inisiasi, misalnya dengan
adanya percikan api. Titik nyala dapat diukur dengan metoda wadah terbuka (Open
Cup /OC) atau wadah tertutup (Closed cup/CC). Nilai yang diukur pada wadah terbuka
biasanya lebih tinggi dari yang diukur dengan metoda wadah tertutup.
Flashpoint Tester
Kittiwake Development UK
Electronic
Flashpoint Tester di gunakan mengukur titik nyala dari berbagai macam bahan
bakar, pelumas dan bahan kimia. Pelumas bekas
pakai (used oil) juga memerlukan pengujian titik nyala untuk memastikan tingkat
kontaminasi bahan bakar minyak dan gas - gas yang mudah terbakar. Seperti pada
pelumas trafo yang sangat rentan terhadap polutan gas berpotensi ledakan dari
hasil oksidasi pelumas dan kertas pembungkus lilitan. Membeli bahan bakar adalah membayar nilai
energi yang terkandung di dalamnya, bukan berdasarkan satuan volume dan
beratnya. Selain nilai kalori bahan bakar, titik nyala pada temperatur tertentu
memastikan mesin Anda bekerja sesuai design mesin tersebut. Para produsen, distributor, dan pengguna bahan
bakar menggunakan Flashpoint Tester standar ASTM ini dalam memastikan kualitas
bahan bakar sesuai spesifikasi dan mencegah potensi out of spec secara sengaja
atau tidak di sengaja.
Flashpoint
Tester sangat membantu pada pekerja industri perminyakan, gas dan kimia dalam
pengaturan peralatan proses produksi.Produk FG-K16909-KW, Flashpoint Tester
ditawarkan dalam paket stand-alone kit dalam kemasan tas metal yang ekslusif. Produk
Flashpoint Tester juga digunakan para produsen dan pengguna biofuel dalam
mengukur titik nyala dari biodiesel dan bioethanol.
Fitur Flashpoint Tester elektronik:
» Sangat mudah dalam penggunaan dan
perawatan.
» Kualitas produk standar International.
» Akurasi tinggi, hemat biaya investasi awal dan operasional.
» Spare part dan reagent tersedia di setiap negara.
» Kualitas produk standar International.
» Akurasi tinggi, hemat biaya investasi awal dan operasional.
» Spare part dan reagent tersedia di setiap negara.
VISKOTESTER
Viskositas adalah
sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya
diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan.
Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dan dapat dipikir
sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air memiliki viskositas
rendah, sedangkan minyak sayur memiliki
viskositas tinggi. Viskositas adakah resistensi atau ketidak
mampuan suatu bahhan untuk mengalir bila dikenai gaya. Gaya yg dimaksud adalah
gaya irisan (shearing stress) yaitu gesekan yang tumbul karena hasil perubahan
cairan yang disebabkan adanya resisyensi berlawanan yang diberikan cairan
tersebut. Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tiper, yaitu cairan
newtonian dan non newtonian.
1. Cairan
Non Newtonian
Cairan newtonian adalah cairan yg viskositasnya tidak
berubah dengan berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental(viscous)
sejati. Contohnya : Air, minyak, sirup, gelatin, etc ( Suwedi, 1994). Shear
rate atau gaya pemisah viskositas berbanding lurus dengan shear stresss secara
proporsional dan viskositasnya merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan
antara shear rate dan shear stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran
aliran laminar (aliran streamline dalam suatu fluida) (Sri Kanoni, 1999).
Cairan Newtonian ada 2 jenis, uang
viskositasnya tinggi disebut “Viscous” dan yang viskositasnya rendah disebut
“Mobile”
2. Cairan
Non-Newtonian
Yaitu cairan yang viskositasnya berubah
dengan adanya perubahan gaya irisan dan dipengaruhi kecepatan tidak linear.
Ada 3 jenis cairan non-newtonian
1. Tipe
Pseudoplastis
Yaitu cairan yang viskositasnya menurun
dengan meningkatnya gaya irisan. Contoh:
bubur, es cream, dan adonan roti.
2. Tipe
Plastis
Yaitu cairan yang viskositasnya menurun dengan meningkatnya
gaya irisan, tetapi diperlukan gaya atau tekanan yang besarnya tertentu untuk
memulai gaya irisan. Contoh : kecap
3. Tipe
Dilatant
Yaitu cairan yang viskositasnya naik
seiring dengan meningkatnya gaya irisan. Contoh: Coklat
(Bambang Kartika, 1990)
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas suatu bahan,
ialah:
a. Suhu
Viskositas dan suhu memiliki perbandingan terbalik,
dimana semakin tinggi suhu maka viskositas dari bahan tersebut akan semakin
tinggi.
b. Konsentrasi
Biasanya terjadi hubungan langsung non-linier antara
konsentrasi dan viskositas suatu larutan pada suhu tertentu. Semakin besar konsentrasi suatu bahan maka viskositasnya
semakin besar.
c. Tekanan
Viskositas pada bahan pangan tidak terlalu dipengaruhi
oleh tekanan.
d. Berat
molekul
Terjadi hubungan langsung non-linier antara berat molekul
dan viskositas larutan pada konsentrasi yg sama.
dPa.s (decipascal-seconds) untuk
viskositas tinggi, sedangkan mPa.s (milipascal-seconds) untuk rendah. Perbedaan rotor bernomor rendah dan tinggi terletak pada
besarnya instrumen penerima gesekan derngan bahan cairan, bahan cair dengan
viskositas rendah harus menggunakan rotor bernomor besar untuk meningkatkan
gesekan agar terbaca oleh skala viskotester dan bahan cair dengan viskositas
tinggi harus menggunakan rotor bernomor rendah(kecil) agar tingkat gesekan
tidak terlalu besar yang akan menyebabkan pembacaan skala tidak terukur karena
melebihi kapasitas maksimum serta memberatkan kerja viskotester. Perlu
diketahui tiap rotor memiliki bacaan skalanya sendiri pada viskotester, yang
skalanya telah disesuaikan dengan gesekan yang diterima oleh rotor
Teori
Newton
Ketika sebuah tekanan
shear diterapkan kepada sebuah benda padat, badan itu akan berubah bentuk sampai mengakibatkan gaya
yang berlawanan untuk mengimbangkan, sebuah ekuilibrium. Namun, ketika sebuah tekanan shear diterapkan kepada
sebuah fluid, seperti angin bertiup di atas permukaan samudra, fluid
mengalir, dan berlanjut mengalir ketika tekanan diterapkan. Ketika tekanan
dihilangkan, umumnya, aliran berkurang karena perubahan internal energi.
Indeks kekentalan atau indeks viskositas adalah perubahan
nilai viskositas
akibat adanya perubahan temperatur. Perubahan ini timbul akibat adanya perubahan ikatan molekul yang
menyusun fluida
tersebut. Akibatnya, apabila sebuah fluida, misalnya minyak pelumas, dikenakan
sebuah temperatur yang berbeda, maka kekentalannya akan berubah.Perubahan tersebut tergantung dari sifat fisika maupun kimia fluida tersebut. Ada fluida yang jika terkena temperatur tinggi akan semakin mengental dan ada pula yang semakin encer. Dari hal itulah maka untuk memilih sebuah pelumas untuk sebuah mesin tidak bisa sembarangan tetapi harus disesuaikan dengan mesin tersebut.
Gemuk adalah pelumas dengan
kekentalan tinggi. Pada awalnya gemuk digunakan untuk menyebut turunan dari lemak hewan, tetapi kini
gemuk secara umum digunakan untuk menyebut pelumas dengan viskositas mula lebih
tinggi dibanding minyak.Gemuk
pada awalnya tersusun dari kalsium, adonan sabun sodium/ lithium dengan
pengemulsi minyak mineral
Minyak pelumas mesin atau yang lebih dikenal oli mesin memang
banyak ragam dan macamnya. Bergantung jenis penggunaan mesin itu sendiri yang
membutuhkan oli yang tepat untuk menambah atau mengawetkan usia pakai (life
time) mesin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar